Tuesday, January 17, 2012

Bermalam Minggu di Venetian Macao

Makau sungguhlah menakjubkan. Daerah administratif Cina yang wilayahnya kecil itu ternyata dipenuhi dengan bangunan hotel megah lengkap dengan kasino yang super luas. Kebetulan saya tiba di Makau pada akhir pekan sehingga mendapat kesempatan untuk merasakan denyut nadi kota yang begitu hidup.

Dengan lampu-lampunya, tak bisa dipungkiri, Makau adalah Las Vegas kecil versi Asia. Dari keseluruhan kasino yang ada di situ, Venetian Macao adalah kasino dan hotel yang paling megah. Kebetulan, ada konser yang saya incar berlokasi di Cotai Arena yang berada dalam satu area dengan Venetian Macao.



Satu hal yang mengasyikan dari Makau adalah transportasi gratis, setiap hotel mempunyai shuttle bus yang “mangkal” di bandara, terminal kapal, dan hotel-hotel afiliasi. Jadi itulah yang saya lakukan. Dari bandara, saya langsung naik shuttle bus milik Venetian Macao. Begitu menginjakkan kaki di lobi hotel, mulut saya semakin menganga melihat interior megah. Bola dunia emas di tengah lobi dan lukisan gaya Renaissance membawa saya seperti benar-benar berada di Italia. Sebagai penggemar drama Korea, saya merasa seperti Geum Jandi yang juga terbengong-bengong melihat keindahan hotel ini dalam drama Boys Over Flower.


Bus gratis yang membawa ke hotel.

Yang pertama saya kunjungi tentu saja kasinonya. Saya bukan penggemar atau pecandu judi. Saya sadar judi tidak baik untuk kesehatan kantong. Tapi, rasanya tidak lengkap jika berlibur di Makau tanpa mencoba bermain di kasino. Kalah atau menang, anggap saja sebagai pengalaman.

Standarnya pejudi amatir, mesin yang pertama saya datangi adalah mesin slot jackpot. Sekitar tiga ribu mesin slot terhampar di setiap sudut dan sela meja judi. Kepala jadi pusing, mana yang harus dicoba duluan?


Keramaian Sabtu malam di meja judi.

Taruhan bermain lewat mesin bisa dibilang yang paling murah, HK$20 (sekitar Rp 25 ribu) untuk sepuluh kali main/tekan/tarik tungkai mesin. Asli, ini rasanya seperti bermain di pusat permainan di mal.

Saya kemudian mencoba permainan lain. Kali ini, wheel of fortune. Wah, taruhan terendahnya mulai tinggi. Minimal Rp 50 ribu alias dua koin biru muda. Oh ya, di Makau ini dolar Hong Kong pun diterima. Prediksi dan taktik sudah harus mulai dimainkan jika ingin bisa menebak di mana roda keberuntungan berhenti. Keberuntungan saya sepertinya tidak di roda ini karena hanya dalam waktu lima menit, tujuh koin saya sudah ludes. Semua gambar yang saya pilih salah.

Depresi dengan roda keberuntungan, saya pun berkeliling kasino untuk mencari dan melihat permainan lain yang menarik. Saya menghampiri meja-meja yang ramai dikerumuni orang. Soal kerumunan orang ini, asli saya takjub berat.

Rupanya, akhir pekan adalah waktu penduduk Cina dan Hong Kong berlibur dan bermain judi di Makau. Bayangkan saja, hampir sekitar delapan ratus meja dengan berbagai permainan kartu dan dadu penuh! Saya juga mendadak mulas begitu melihat angka terendah bertaruh di permainan kartu baccarat, HK$100! (sekitar Rp 150 ribu). Wah, lebih baik melipir yuk! Saya kok ya lebih rela bangkrut berbelanja ketimbang menghambur-hamburkan uang di meja-meja hijau ini.


Naik gondola di kanal-kanal buatan Venetian Macao.

Satu hal yang membuat senang adalah bagi-bagi minuman gratis. Ketika sedang memperhatikan permainan, tiba-tiba saya dihampiri pelayan kasino. Rupanya, minuman dibagikan gratis bagi para pemain. Pilihannya ada jus jeruk, minuman soda dan air putih. Jus jeruk dan minuman soda disajikan dalam bentuk gelas, jadi tidak bisa dimasukkan dalam tas.

Sebagai turis, saya pun memilih mengambil botol air minum. Lumayan buat bekal jalan-jalan! Tapi, kemudian botol air minum saya jadikan oleh-oleh karena botolnya didesain khusus dengan logo Venetian Macao. Oleh-oleh modal dengkul!

Keluar dari kasino, saya naik ke lantai dua dan langsung menuju lapangan St. Mark yang penuh dengan jejeran toko dan butik bermerek dengan harga yang 20%-30% lebih murah dibanding dengan harga-harga di toko dan butik resmi di Indonesia. Sambil menyusuri jejeran toko, di tengah ada San Luca Canal lengkap dengan gondola dan penyanyi operanya. Sempat terlintas untuk mencoba gondola tapi batal karena mendadak tidak percaya diri harus sendirian, hanya ditemani si penyanyi opera di atas gondola.


Jaycee Chan, anak Jackie Chan, yang ikut menonton konser.

Setelah lelah menyusuri jejeran toko dan butik dan mengisi perut di food court terkeren yang pernah saya datangi, saya pun kembali ke Cotai Arena. Ternyata, penonton sudah memadati empat pintu masuk. Antrian tiket pun super panjang, padahal, masih sekitar satu setengah jam lagi konser dimulai.

Saya memilih untuk menunggu di luar sambil menikmati uniknya kostum dan dandanan penonton lainnya. Dan yang menjadi bonus lagi, saya sempat menangkap kehadiran beberapa selebritas HongKong yang juga menonton seperti Jaycee Chan (anak Jackie Chan) dan aktor kawakan Michael Wong. Akhir pekan yang benar-benar tak terlupakan!

0 comments:

Post a Comment